Responsive Banner design

Syair Cinta Jalaluddin Rumi




Judul              : Senandung Cinta Jalaluddin Rumi
Penyusun      : Nur Kholis Anwar
Cetakan         : Maret 2015
Penerbit        : Araska
Tebal              : CXXVI+224 halaman
ISBN               : 978-602-300-110-1
Peresensi       : Nurul Anam*

Jalaluddin Rumi, siapa yang tak kenal orang ini, dia adalah seorang ahli tasawuf dan penyair sufi persia terbesar sepanjang zaman. Nama lengkapnya Jalaluddin Muhammad bin Husyain al-Khatibi al-Bahri Takhallus. Julukan “Rumi” diberikan kepadanya karena dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konia, Turki, yang dulunya merupakan bagian dari wilayah dari kemaharajaan Romawi Timur. Rumi membaktikan lebih dari separuh hidupnya untuk mencari kebenaran-kebenaran terdalam dari ajaran agama, yaitu Cinta.
Sebelum menjadi ahli tasawuf dan sastrawan terkemuka, Rumi adalah seorang guru agama yang memiliki banyak murid dan pengikut. Kemudian pada usia 36 tahun dia bosan mengajar ilmu-ilmu formal. Sebab Rumi beranggapan bahwa pengetahuan formal tidak mudah mengubah jiwa murid-muridnya. Menurut beliau, sebelum jiwa dan pikiran seseorang mendapat pencerahan, maka tidak akan ada perubahan yang terjadi pada diri seseorang tersebut.
Setelah berhenti mengajar dan memperdalam ilmu tasawuf, Rumi menyadari bahwa dalam diri manusia terdapat sebuah kekuatan tersembunyi yang jika dijelmakan sungguh-sungguh dengan cara tepat pula maka akan membawa manusia meraih kebahagiaan dan pengetahuan luas. Tenaga tersembunyi tersebut adalah Cinta Ilahi.
Rumi berpendapat bahwa untuk memahami kehidupan dan asal-usul Tuhan, manusia dapat melakukannya melalui jalan Cinta. Secara teologis, cinta diberi makna keimanan, yang hasilnya adalah haqq al-yaqin, keyakinan yang penuh kepada yang Haq yaitu Allah. Cinta adalah penggerak kehidapan dan perputaran alam semesta. Menurut Rumi cinta sejati dan mendalam akan membawa seseorang mengenal hakikat sesuatu secara mendalam, yaitu hakikat kehidupan yang tersembunyi dibalik bentuk-bentuk formal kehidupan. Rumi juga mengatakan kalau cinta merupakan sarana manusia yang paling penting dalam mentransendensikan dirinya, terbang tinggi menuju yang Satu (hal: 8).
Ini petikan syairnya yang sangat menggugah dalam persoalan Cinta:  

Inilah cinta: terbang tinggi kelangit
Setiap saat mencampakkan ratusan hijab
Mula-mula menyangkal dunia
Pada akhirnya jiwa berjalan tanpa jasad
Cinta memandang dunia benda-benda telah raib
Dan tak mempedulikan yang hanya tampak di mata
Ia memandang jauh ke balik dunia rupa
Menembus hakikat segala sesuatu
(Divan)
Bagi Rumi, kata-kata adalah cahaya yang menerangi keraguan dan penglihatan atas cinta kepada Tuhan. Dalam syair-syairnya dan karya-karya Rumi yang lain, pesan cintanya yang universal menjadi bukti bahwa semua orang bisa hidup berdampingan secara damai. 
Maka membaca kembali syair-syair Jalaluddin Rumi seperti mamasuki samudra tak bertepi. Cinta menjadi inspirasi terbesar Rumi dalam mengarungi kehidupan di dunia dan menjemput keabadian akhirat. Rumi meyakini kalau cinta adalah asas penciptaan alam semesta dan kehidupan. Cinta juga merupakan keinginan terkuat untuk mencapai sesuatu, untuk menjelmakan diri.
Dengan terbitnya kumpulan syair-syair cinta Jalaluddin Rumi ini, pembaca akan dusuguhi kata-kata yang penuh makna dan menjadi inspirasi dalam mengarungi kehidupan yang penuh kebak onak ini menjadi taburan cinta kepada Ilahi. Buku ini juga bisa dikatakan sebagai kitab cinta. Selamat membaca.



*Nurul Anam, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mpu Sastra. Diberdayakan oleh Blogger.