Berbicara
tentang pendidikan di Negeri ini tidak ada habisnya. Tahun lalu marak demo
tentang UAN dan hasil akhir yang tidak memuaskan. Entah kenapa tahun ini
persoalan itu memudar, walau pun marak di temukan bocornya jawaban UAN ke
tangan para siswa. Namun persoalan itu tidak menjadi topik utama saat ini,
entah kenapa?
Tahun
ini yang menjadi puncak dari persoalan pendidikan di Negeri ini adalah
persoalan lawas. Padahal itu sudah sering terjadi, namun baru tahun ini
persoalan tersebut di tanggapi dengan serius, ketika korban semakin banyak
berjatuhan dan melapor ke pihak yang berwajib. Persoalan itu adalah tentang
kekerasan di sekolah, baik kekerasan fisik atau non fisik.
Padahal
di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional
ataupun kurikulum 2013, misalnya, memang telah menyinggung soal pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat, serta mencerdaskan kehidupan bangsa (kompas 2 mei 2014). Meski
demikian fenomena pendidikan di Negeri ini sangat menghawatirkan dan
mengerikan.
Kita
masih ingat beberapa hari yang lalu di sekolah Jakarta Internasional School
(JIS) terjadi kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. masih tetap di
Jakarta, beberapa hari kemudian Renggo Khadafi (11) siswa kelas V SD Negeri 09
Makasar, Jakarta timur, tewas di tangan rekan-rekannya. Penyebabnya adalah
persoalan sepele, ia tiadak sengaja menjatuhkan gelas minuman es seharga seribu
rupiah milik kakak kelasnya. Padahal dia sudah menggantinya dengan uang. Namun
entah kenapa kakak kelasnya tetap tidak terima dan memukulinya di dalam kelas.
Kemuadian tak lama dari kejadian tersebut dia menghembuskan nafas terakhirnya
dan meninggalkan luka yang mendalam di hati kedua orang tuanya.
Rentetan
kekerasan di sekolah menambah panjang persoalan di Negeri ini. Padahal masalah
kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di Jakarta Internasional School
masih belum terselesaikan. Kini masalah renggo pun hadir mewarnai pilu
pendidikan di Negeri ini.
Sebenarnya
ada apa dengan pendidikan kita pada saat ini? Inilah pertanyaan yang mesti kita
jawab dan di cari solusinya untuk mengatasi problem pendidikan kita pada saat
ini. Jangan terlalu berharap pada pejabat-pejabat yang hanya pintar memberi
saran dan solusi, sedangkan saran itu hanyalah saran orang-orang yang tak
bertanggung jawab. Bukankah kekerasan di sekolah telah lama terjadi namun
mereka (para pejabat) malah sibuk merumuskan kurikulum yang baru tanpa memperbaiki
yang sudah ada.
Inilah
saatnya masyarakat bertindak, ketika aparatur negara tidak bisa memberikan
sumbangsih yang relevan terhadap pendidikan di Negeri ini. Peran orang tua
sangat urgen bagaimana anak di didik dan di ajari bagaimana semestinya dia belajar.
Orang tua juga mempunyai peran yang sangat besar terhadap pendidikan anak, di
mana orang tua harus selalu mengontrol aktivitas anak baik dari bacaan ataupun
tontonan di layar televisi. Karena hal itu sangat mempengaruhi terhadap mental
berpikir anak untuk melakukan tindak kekerasan, juga pendidikan sek seharusnya
mulai di perkenalkan oleh orang tua agar kejadian yang menimpa Jakarta
Internasional School tidak terulang kembali.
*Nurul
Anam, Mahasiswa Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Publis di
Minggu pagi 09 Mei 2014
Kontak:
081939025270
0 komentar:
Posting Komentar