Responsive Banner design
Home » » SAJAK-SAJAK ALUNK S SITOHANK

SAJAK-SAJAK ALUNK S SITOHANK




Merindu

Selalu kita ingat
Setiap waktu yang lewat
Meski sekejap

Tapi kita lupa
Akan angka-angka
Berlayar di mata

Kau-aku
Menjadi buta 

2014

Kepulangan

Kau melepasnya tepat di jantungku
Minggu menjadi kelabu
Terminal menghitung waktu
Dari perjumpaan yang selalu baru

Kepulangan apa yang kau harapkan
Bila pertemua selalu resah
Di ruang yang entah
:tangis telah selesai di bangku terminal

2014

Ulang Tahun

Kenapa masih kau rayakan
Umur yang terus memanjang
Wahai saudara!
Bukankah alangkah baiknya
Kau menyusun doa-doa
Di altar agungmu yang hampa

Aku menyaksikan kata-kata
Berhamburan menuju semesta
Membawa kue lapis
Lilin dan angka keramat
Yang kau puja dengan nikmat

Kenapa O kenapa
Wahai saudara
Pesta tak henti-henti kau puja
Bukankah kelahiran adalah kematian yang tertunda

2014

Risalah Malam

Bisakah malam yang lugu ini
Terbaring dalam sajak-sajakku
Di mana cahaya lampu
Dan mimpi anak jalanan
Membentur dinding kota
Dengan selimutnya yang porak-poranda

Sebab terlalu lama aku menunggu
Malam semakin pualam
Waktu semakin cepat memburu
Sajakku tetap hijau membiru

Bisakah malam yang lugu ini
Terbaring dalam sajak-sajakku
Sebelum tidur mengecup mimpi
Dan bangun yang mendahului.

Aku tak tau
Malam adalah risalah panjang
Orang-orang yang berat pikiran
Sajakku mungkin demikian

2014

Lao-Tze

Seandainya kelahiran tak pernah menyapa
Apakah engkau akan abadi sampai ini masa?
Hanyalah waktu yang tahu
Tentang itu
Kemudian sejarah mencatatnya
Sebagai peristiwa
Peradaban manusia

Hari terus mengalir
Siang dan malam selalu gelisah
Mencatat perubahan-perubahan
Tangis pun pecah di matamu
Mengalir doa-doa
Mencipta segala yang tak ada

Apakah engkau datang sebagai sabda
Atau peristiwa yang direncanakannya
Hingga agama tercipta
Dari jiwa yang terluka.

2014

Pada Bening Matamu
_Lao-Tze

Pada bening matamu
Kutulis masadepan dan masalalu
Biar kutemukan jalan
Menuju keabadian

Kuucapkan segala mantra
Kubuka segala yang ada
Hingga luluh ini jiwa

Pada bening matamu
Kuserahkan segalanya
Jiwa dan raga

Duniaku telah sempurna
Di balik bening matamu

2014

Potret Orangorang Berdasi

Kita selalu memandanginya
Ketika malam menjemput matahari
Dan camar berkejaran berebut arah pulang

Kita bernyanyi riang
Menukar pandang
Menyaksikan bayang-bayang
Mulai tenggelam

Kita selalu begitu
Sampai lelah menjadi buntu
Kita tak pernah bosan
Menjalaninya setiap pekan
Sampai lupa arah pulang
Dan orangorang menangis di pinggir jalan

2014

Fragmentalia

Aku menunggu sampai jalan ini buntu.
Apa ini yang orang-orang sebut rindu
Sampai tak ada waktu yang tercatat di dadaku

Ah aku terlalu cemburu
Pada ruang yang membuat jarak di antara kita
Padahal angka-angka terus berputar
Hari berlari
Dan pekabar menepi ke batas mimpi

Apa yang salah jika aku berlari
Mengejar matahari
Mencatat segala peristiwa
Awal mula kita berjumpa

Kemudian kutanggalkan
Cerita ini untukmu
Untukmu yang tak lagi berseru
Tentang kota yang berdebu

2014

0 komentar:

Posting Komentar

Mpu Sastra. Diberdayakan oleh Blogger.