Responsive Banner design
Home » » Membaca Kembali Islam di Eropa

Membaca Kembali Islam di Eropa




Judul              : Peradaban Islam yang Terlupakan
Penulis          : Churyha El Khadiri
Cetakan         : Februari 2015
Penerbit        : Araska
Tebal              : CXXVI+240 halaman
Peresensi       : Nurul Anam*

Beberapa abad silam, agama Islam mengalami kejayaan yang luar biasa di daratan Eropa, khususnya di daerah seperti Cordoba, Konstantinopel dan Vienna. Ketiga daerah tersebut menjadi saksi bisu sejarah islam yang kini sedikit demi sedikit mulai tenggelam ditelan arus zaman. Tapi aroma kejayaan masa lalu, dan bayangan kampung madani yang dijanjikan Nabi tetap membara, untuk menegakkan islam disetiap penjuru dunia.
Berbicara sejarah, peradaban Islam bermula dari tanah Makkah, tepatnya ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul pada tahun 601 M. pada mulanya islam hanya sebagai tuntunan aqidah dan akhlak bagi masyarakat Makkah yang pada waktu itu mengalami demoralisasi atau yang sering disebut sebagai masyarakat jahiliyah.(hal: 13)
Berawal dari situ Nabi Muhammad menyerukan agama islam keberbagai daerah di Makkah dengan sembunyi-sembunyi. Baru setelah itu kurang lebih 12 tahun, Nabi Muhammad secara terang-terangan menyebarkan agama islam dengan cara berdakwah. Meskipun pada mulanya penyebaran itu sangat sulit namun akhirnya islam dapat berkembang di jazirah Arab.
Kemudian setelah itu baru islam mulai berkembang setelah Nabi Muhammad meninggal dunia pada tahun 632 Masehi. Dan digantikan oleh para kholifah dalam misi penyebaran agama Islam. Puncak kejayaan Islam di eropa di awali pada tahun 711 Masehi, yaitu pada masa Daulah Umayyah. Dari sinilah kemudian Islam mengalami kejayaan di Cordoba, Konstantinopel, dan Vienna.
Tapi kejayaan peradaban islam yang diraih selama hampir delapan abad di Cordoba berakhir di tangan Ratu Isabella dan Raja Ferdenand yang melakukan pembersihan terhadap sesuatu yang berbau Islam dan Yahudi. Kemudian Konstantinopel yang menjadi kiblat peradaban bangsa-bangsa Eropa kini telah berakhir pula dan namanya kini telah diganti menjadi Turki. Dan yang terakhir adalah kota Vienna (Austria) yang juga berakhir tragis. Semua kini telah menjadi puing-puing kenangan yang lapuk dimakan waktu. Maka dari itu buku ini mengajak pembaca menziarahi kembali peradaban Islam di Eropa, bahasa yang digunakan juga bahasa sederhana hingga cocok di baca oleh para kalangan, baik aktifis, akademisi dan masyarakat luas. Selamat membaca.
*Nurul Anam, Pustakawan di Taman Baca Hasyim Asy’ari Yogyakarta.  

0 komentar:

Posting Komentar

Mpu Sastra. Diberdayakan oleh Blogger.