Dalam
sebuah kehidupan rasanya tidak akan sah bila di dalam hidup itu tidak ada
konflik yang mengiringi hidup itu sendiri, sebab itu telah mnjadi hukum yang
sah sejak manusia itu ada. Konflik ini pertama kali lahir dari anak Adam yaitu
Habil dan Qabil, menurut paparan sejarah di dalam Agama kedua anak Adam inilah
yang memprakarsai adanya konflik, yang hal ini di sebabkan oleh ketidak
kuasanya mereka berdua mengontrol nafsunya. Hanya gara-gara Iklima seorang
wanita cantik yang juga saudara kandungnya.
Dari sejarah itulah kemudian manusia
hidup dengan berbagai permasalahan dan rasanya konflik adalah bumbu dari hidup
itu sendiri. Oleh karena itu maka hadirlah ilmu pengetahuan untuk mengatasi dan
mencari jalan keluarnya. Sebab jika dibiarkan konflik akan menjadi penyakit
manusia seumur hidup, bahkan menjadi warisan kepada anak cucu serta kepada
golongan atau suku.
Kuadrat manusia yang selalu mau
menang sendiri dan tidak pernah puas dengan apa yang telah dia miliki, adalah
salah satu penyebab terjadinya konflik sosial. Dan hal ini tidak bisa di
hilangkan dari manusia sebab semua ini adalah kuadrat manusia yang kalau dalam
alqur’an disebut “hayawanunnatiq” yang
artinya hewan yang berfikir. Jadi kalau berbicara masalah konflik sosial maka
manusialah actor utama disitu.
Namun seiring dengan perkembangan
zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan maka Andrew J. Pirie mencoba menawarkan
kepada khalayak umum bagaimana cara mengatasi konflik, lewat bukunya yang
berjudul “ALTERNATIVE DISPUTE RESULUSION” di buku ini Andrew J. Pirie
menawarkan banyak cara untuk mengatasi konflik sosial yang melanda kehidupan
manusia di bumi ini. Salah satunya adalah dengan memakai ADR.
Sejarah ADR
Alternatif Dispute Resolution (ADR)
adalah cara menyelesaikan konflik di luar pengadilan atau di luar instansi
pemerintahan. Hal ini di tawarkan kepada masyarakat karena pada waktu itu di
Amerika, masyarakat yang mempunyai konflik sekecil apapun harus di bawa ke
pengadilan dan hal itu membutuhkan biaya yang sangat banyak. Maka dari itu
untuk mengatasi kesenjangan social ADR menawarkan cara menyelesaikan konflik
dengan slow dan enjoy.
Munculnya
ADR ini seperti yang telah saya singgung di atas yaitu pertama untuk membantu
masyarakat biar tidak menghabiskan banyak dana untuk menyelesaikan
permasalahannya (konflik). Alternative ini muncul karena ketidak puasan popular
dengan adminitrasi keadilan di amerika serikat sepanjang tahun 1970.
Di
dalam ADR ada banyak keuntungannya, selain menghemat biaya di dalam
menyelesaikan konflik di situ juga bisa hemat waktu, kalau menyelesaikan
konflik dengan pengadilan menghabiskan waktu satu hari misalnya tapi dengan ADR
bisa satu jam. Dan bisa juga menjadi
colaborasi dan tidak menimbulkan rasa dendam antara yang satu dengan yang
satunya, Dan lebih fleksibel.
Metode
perselisihan informal menjadi fokus ADR yang pertama, seperti halnya negosiasi,
penyelesaian sengketa dengan penengahan, dan format konsensus pengambilan
keputusan, pelajaran dari memperdebatkan proses di dalam masyarakat lain dan dari pengalaman di dalam area seperti
buruh-management hubungan, fair internasional, dan agama[1].
Di dalam menyelesaikan
konflik yang di tawarkan oleh Andrew J. Pirie ada berbagai macam:
1.
Negosiasi
2.
Mediasi
3.
Arbitrasi
4.
Reconcalition
Dari ke empat cara tersebut
ADR menawarkan jalan tengah yang sangat menarik dan sangat nyaman bagi
masyarakat bawah yang notabennya adalah mempunyai penghasilan yang sedikit atau
golongan orang-orang miskin, yaitu dengan cara madiasi dan arbitrasi, dari
kedua cara ini bagaimana manusia di bantu untuk menyelesaikan konflik di luar
instansi pemerintah atau yang lebih kita kenal “pengadilan” di dalam mediasi di
sini kita hanya membutuhkan seseorang yang bisa kita percaya atau dalam
kelompok masyarakat bisa memakai tokoh masyarakat. Inilah kelebihan yang di
miliki oleh ADR.
Keadilan informal ini
menurut Folberg Dan Taylor menggambarkan penyelesaian sengketa dengan
penengahan sebagai " proses oleh hakim dan peserta, bersama-sama dengan
para asisten perorngan atau secara umum", ada juga yang
mengatakan penyelesaian sengketa dengan
penengahan dibantu negosiasi.
Gol dari ADR
Di dalam ADR tidak hanya
menawarkan bagaimana memecahkan suatu masalah namun juga ada tujuan yang ingin
di capai oleh adanya ADR itu sendiri, tujuan atau gol yang ingin di capai
adalah:
1.
Individual satip faction
2.
Individual antonomy
3.
Social control
4.
Social justice
5.
Social solidarty
Inilah yang menjadi tujuan
utama dari ADR itu sendiri, sungguh sangat menarik dan membuat semua
permasalahan atau konflik menjadi lebih baik ketika di selesaikan dengan cara
ADR. Namun kadangkala kita tidak pernah sadar kalau sebenarnya adat istiadat di
dalam kehidupan bermasyarakat sudah menawarkan hal yang serupa namun konsep
mungkin yang beda. Kita hanya terpaku pada kosmetik pemerintah yang menawarkan
penyelesaikan konflik harus di pengadilan padahal kalau memakai ADR lebih enjoy
dan santai.
Kesimpulan
Jadi ADR ini hadir di
hadapan kita untuk menyelesaikan konflik dengan cara negosiasi, mediasi,
arbitrasi, reconsilation. Dan hal ini membutuhkan orang ketiga untuk
menyelesaikan permasalahan atau konflik suatu masyarakat atau individu. Jadi
dalam ADR ini yang sangat di butuhkan adalah orang yang adil dan dapat di
percaya, atau kalau di dalam suatu masyarakat kita mengenal tokoh masyarakat.
Orang ketiga itulah yang di tawarkan ADR untuk menyelesaikan konflik yang
melanda kehidupan ini.
Dengan adanya ADR
masyarakat di harapkan mampu menyelesaikan konflik di luar instansi pemerintah
atau pengadilan, biar masyarakat kecil tidak mempunyai tanggung jawab untuk
membayar gedung dan hakim untuk menyelesaikan konflik tersebut. Inilah tujuan
ADR yang sebenarnya dan akhirnya dari saya mohon maaf jika dalam penyusunan
makalah ini kurang lengkap dan kurang sistematis, hal ini di sebabkan karena
kurangnya refrensi yang saya punya dan lemahnya bahasa ingris saya.
0 komentar:
Posting Komentar