Responsive Banner design
Home » » SAJAK-SAJAK AYU SOTYA SITOHANG

SAJAK-SAJAK AYU SOTYA SITOHANG




Kepada Matahari

Kepada matahari di waktu pagi
Adakah telah kau sempurnakan senyummu
Hingga beribu harap tergantung disitu

Bebunga rekah, embun berat sebelah
Burungburung bernyanyi
Mengabarkan berita pagi hari
Tapi kenapa
Negeri ini masih lekat dengan mimpimimpi

2014

Ada sebuah pesta

Ada sebuah pesta
Demokrasi katanya
Wajah-wajah sayu bersungging sepi
Menepi ke pinggir-pinggir kali
Seakan berharap suatu kali aku menimpali

Pesta apa ini tuan
Kenapa saling sikut
Bukankah sebuah pesta
Adalah perayaan
Orang-orang yang mendapat kenikmatan.

Aku tak mengerti
Ini pesta untuk siapa dan buat apa

2014

Negeri sendiri

Aku ingin pergi sebuah negeri
Yang di dalamnya tak ada asap polusi
Janji-janji dan korupsi

Aku hanya ingin sendiri
Menjadi presiden sendiri
Berjanji untuk diri sendiri
Korupsi uang sendiri
Mati pun sendiri

2014

Penjual jamu

Di matamu kau simpan kesedihan
Di mulutmu kau kobarkan kebahagiaan
Api yang terbakar di dadamu
Bisa menghanguskan apa saja
Namun ketabahan membuat teduh
Orang-orang di sekelilingmu

Begitu sempurna nasib
Menggaris takdir di tanganmu
Sampai tak ada lelah
Dari keringat yang antah berantah

Bisakah semangat yang berkobar itu
Kau wariskan kepada mereka
Yang selalu menepuk dada dan jumawa
Hingga keteduhan juga menganga
Menampung segala bentuk air mata

2014

Ulangan tahun

Sayang, apa kita masih mau merayakan
Hari ulang tahun kita
Bila setiap hari adalah ulangan-ulangan

Sadarlah sayang
Kita hidup hanyalah ulangan
Dari masalalu
Di mana Adam dan Hawa tak kuasa menahan
Godaan iblis di sorga
Hingga Tuhan murka
Dan kita adalah korban dosa mereka

Sudahlah sayang
Ulang tahun akan terus berulang
Sampai kau dan aku tak mengenal ruang
Dan waktu semakin buntu
Mencatat narasi hidup ini

2014  

Jalan makam pahlawan

Jalan yang memanjang
Membelah tubuh kota
Selalu menawarkan beribu cerita
Luka dan tawa

Jalan ini mengangkut  kenangan
Di mana kemerdekaan
Di proklamasikan
Tanda sebuah kebebasan
Dan orang-orang bergantian
Duduk di atasnya menenun pertemuan

Kini jalan itu benar-benar mengangkut kenangan
Di mana negeri sudah tak mengenalnya lagi
Sebagai jalan awal mula kemerdekaan

2014


Misteri musim

Ada gerimis yang tak di harapkan
Ada petir jatuh di pangkuan
Dan ada awan yang menghitam
Ini pertanda akan segera turun hujan

Kenapa semua ini terjadi
Dan kita menamakannya musim
Adakah dewa telah menangis
Atau langit yang merembes

Semua ini selalu terjadi
Ada yang di harapkan
Ada juga yang di takutkan
Adakah musim yang menyatukan harapan-harapan
Sampai tangis dan tawa sulit kita bedakan

2014

0 komentar:

Posting Komentar

Mpu Sastra. Diberdayakan oleh Blogger.