Responsive Banner design
Home » » Menjadi Pemilih yang Cerdas

Menjadi Pemilih yang Cerdas



Setelah pesta kampaye dibuka, seperti tahun-tahun sebelumnya masyarakat masih dibuat pusing dengan fatwa dan ajakan-ajakan memilih pemimpin yang baik. Kampaye sebagai ajang pengenalan visi dan misi para kandidat pemilu tentunya memiliki nilai-nilai baik dan positif yang disiarkan kapada publik, tidak terkecuali, meski hal tersebut sedikit berbau kepentingan kekuasaan dan kepentingan politik.
Terlepas dari riuhnya kampaye, masyarakat kian pusing memikirkan kebenaran (kebenaran memilih), karena para kandidat pemilu pada mulanya memiliki orientasi yang jelas membangun bangsa dan Negara. lalu siapa yang tepat menjadi pilihan kita semua?. Pertanyaan sekaligus keresahan ini dialami masyarakat (umumnya) khususnya pelosok, masyarakat kecil yang kenal pada para kandidat pemilu hanya lewat media dan kampaye atau dari baliho-baliho yang ditempel di pohon dan jalan-jalan.
Dalam pemilu 2014 ini, kecendurungan tersebut masih sama cuacanya dengan pemilu-pemilu sebelumnya lebih-lebih para calon angota DPR, DPRD, dan DPD. mereka (masyarakat) mengenalnya ketika wajah kandidat dipampang berbentuk baliho dengan sederet orasi yang menyertai. Ironis memang. Padahal pergelaran dan hak pilih yang dimiliki masyarakat adalah penentu masa depan pemimpin, baik buruknya bangsa ditentuka oleh pemimpinnya, bagaimana dan siapa dia?.
Kasus seperti ini kemudian berlanjut pada tim-tim sukses yang siang malam menghampiri rumah masyarakat satu persatu, dengan modal bertamu dan lambat laun mengajak warga untuk memilih pemimpin yang dipromosikan. Kemudian masyarakat tergiur dengan iming-iming tim sukses tersebut dan meng-iyakan memilih kandidat ini untuk jadi pemimpin bangsa.
Secara simplisit hal tersebut telah mencoreng masyarakat sebegai pemilih yang cerdas, memilih dengan benar-benar mengatahui rekam jejak para kandidat. Sebagaimana kesadaran memilih pemimpin diawali dengan membaca sosok pemimpin dengan teliti dan cerdas, artinya pemimpin yang akan kita pilih memiliki kriteria diantaranya (1). Dekat dengan masyarakat, (2) jujur dan dapat dipercaya, (3) berani mengambil keputusan (berkomitmen) dan tagas, (4) integritas tinggi.
Kriteria ini memang ideal dikarenakan Negara sekarang butuh pemimpin yang ideal, yang mampu menyongsong bangsa dan Negara ikut pentas dalam kemajuan dan mampu bersaing dengan Negara-negara asing. Waktunya sekarang kita lepas pemimpin yang stagnan, yang tahunya hanya memimpin keluarganya dan perutnya sendiri.
Mari kita mulai belajar memilih dengan cerdas, pemilu yang sudah didepan mata ini kita kaji bersama para kandidatnya, kita tidak hanya bermodal kampaye dan orasi-orasi di media untuk mengetahui sosok pemimpin yang baik tapi bagaimana kita mampu menganalisa dengan cara mengukur kualitas keperibadiannya dan kualitas kinerjanya yang mencakup kualitas bercakap dan terampil dalam berpendapat dan menghadapi persoalan dengan tegas.



Nurul Anam,  Mahasiswa jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta.







0 komentar:

Posting Komentar

Mpu Sastra. Diberdayakan oleh Blogger.